Minggu, 28 Juni 2009

Tuhan Sembilan Senti

Tuhan Sembilan Senti
Oleh Taufiq Ismail

Indonesia adalah sorga luar biasa ramah bagi perokok,
tapi tempat siksa tak tertahankan bagi orang yang tak merokok,

Di sawah petani merokok,
di pabrik pekerja merokok,
di kantor pegawai merokok,
di kabinet menteri merokok,
di reses parlemen anggota DPR merokok,
di Mahkamah Agung yang bergaun toga merokok,
hansip-bintara-perwira nongkrong merokok,
di perkebunan pemetik buah kopi merokok,
di perahu nelayan penjaring ikan merokok,
di pabrik petasan pemilik modalnya merokok,
di pekuburan sebelum masuk kubur orang merokok,

Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na’im
sangat ramah bagi perokok,
tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok,

Di balik pagar SMU murid-murid mencuri-curi merokok,
di ruang kepala sekolah ada guru merokok,
di kampus mahasiswa merokok,
di ruang kuliah dosen merokok,
di rapat POMG orang tua murid merokok,
di perpustakaan kecamatan ada siswa bertanya
apakah ada buku tuntunan cara merokok,

Di angkot Kijang penumpang merokok,
di bis kota sumpek yang berdiri yang duduk
orang bertanding merokok,
di loket penjualan karcis orang merokok,
di kereta api penuh sesak orang festival merokok,
di kapal penyeberangan antar pulau penumpang merokok,
di andong Yogya kusirnya merokok,
sampai kabarnya kuda andong minta diajari pula merokok,

Negeri kita ini sungguh nirwana
kayangan para dewa-dewa bagi perokok,
tapi tempat cobaan sangat berat
bagi orang yang tak merokok,

Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru,
diam-diam menguasai kita,

Di pasar orang merokok,
di warung Tegal pengunjung merokok,
di restoran di toko buku orang merokok,
di kafe di diskotik para pengunjung merokok,

Bercakap-cakap kita jarak setengah meter
tak tertahankan asap rokok,
bayangkan isteri-isteri yang bertahun-tahun
menderita di kamar tidur
ketika melayani para suami yang bau mulut
dan hidungnya mirip asbak rokok,

Duduk kita di tepi tempat tidur ketika dua orang bergumul
saling menularkan HIV-AIDS sesamanya,
tapi kita tidak ketularan penyakitnya.
Duduk kita disebelah orang yang dengan cueknya
mengepulkan asap rokok di kantor atau di stopan bus,
kita ketularan penyakitnya.
Nikotin lebih jahat penularannya
ketimbang HIV-AIDS,

Indonesia adalah sorga kultur pengembangbiakan nikotin paling subur di dunia,
dan kita yang tak langsung menghirup sekali pun asap tembakau itu,
Bisa ketularan kena,

Di puskesmas pedesaan orang kampung merokok,
di apotik yang antri obat merokok,
di panti pijat tamu-tamu disilahkan merokok,
di ruang tunggu dokter pasien merokok,
dan ada juga dokter-dokter merokok,

Istirahat main tenis orang merokok,
di pinggir lapangan voli orang merokok,
menyandang raket badminton orang merokok,
pemain bola PSSI sembunyi-sembunyi merokok,
panitia pertandingan balap mobil,
pertandingan bulutangkis,
turnamen sepakbola
mengemis-ngemis mencium kaki sponsor perusahaan rokok,

Di kamar kecil 12 meter kubik,
sambil ‘ek-’ek orang goblok merokok,
di dalam lift gedung 15 tingkat
dengan tak acuh orang goblok merokok,
di ruang sidang ber-AC penuh,
dengan cueknya,
pakai dasi,
orang-orang goblok merokok,

Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na’im
sangat ramah bagi orang perokok,
tapi tempat siksa kubur hidup-hidup
bagi orang yang tak merokok,

Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru,
diam-diam menguasai kita,

Di sebuah ruang sidang ber-AC penuh,
duduk sejumlah ulama terhormat merujuk
kitab kuning dan mempersiapkan sejumlah fatwa.
Mereka ulama ahli hisap.
Haasaba, yuhaasibu, hisaaban.
Bukan ahli hisab ilmu falak,
tapi ahli hisap rokok.
Di antara jari telunjuk dan jari tengah mereka
terselip berhala-berhala kecil,
sembilan senti panjangnya,
putih warnanya,
ke mana-mana dibawa dengan setia,
satu kantong dengan kalung tasbih 99 butirnya,

Mengintip kita dari balik jendela ruang sidang,
tampak kebanyakan mereka
memegang rokok dengan tangan kanan,
cuma sedikit yang memegang dengan tangan kiri.
Inikah gerangan pertanda
yang terbanyak kelompok ashabul yamiin
dan yang sedikit golongan ashabus syimaal?

Asap rokok mereka mengepul-ngepul di ruangan AC penuh itu.
Mamnu’ut tadkhiin, ya ustadz.
Laa tasyrabud dukhaan, ya ustadz.
Kyai, ini ruangan ber-AC penuh.
Haadzihi al ghurfati malii’atun bi mukayyafi al hawwa’i.
Kalau tak tahan,
Di luar itu sajalah merokok.
Laa taqtuluu anfusakum.

Min fadhlik, ya ustadz.
25 penyakit ada dalam khamr.
Khamr diharamkan.
15 penyakit ada dalam daging khinzir (babi).
Daging khinzir diharamkan.
4000 zat kimia beracun ada pada sebatang rokok.
Patutnya rokok diapakan?

Tak perlu dijawab sekarang, ya ustadz.
Wa yuharrimu ‘alayhimul khabaaith.
Mohon ini direnungkan tenang-tenang,
karena pada zaman Rasulullah dahulu,
sudah ada alkohol,
sudah ada babi,
tapi belum ada rokok.

Jadi ini PR untuk para ulama.
Tapi jangan karena ustadz ketagihan rokok,
Lantas hukumnya jadi dimakruh-makruhkan,
jangan,

Para ulama ahli hisap itu terkejut mendengar perbandingan ini.
Banyak yang diam-diam membunuh tuhan-tuhan kecil yang kepalanya berapi itu,
yaitu ujung rokok mereka.
Kini mereka berfikir.
Biarkan mereka berfikir.
Asap rokok di ruangan ber-AC itu makin pengap,
dan ada yang mulai terbatuk-batuk,

Pada saat sajak ini dibacakan malam hari ini,
sejak tadi pagi sudah 120 orang di Indonesia mati karena penyakit rokok.
Korban penyakit rokok
lebih dahsyat ketimbang korban kecelakaan lalu lintas,
lebih gawat ketimbang bencana banjir,
gempa bumi dan longsor,
cuma setingkat di bawah korban narkoba,

Pada saat sajak ini dibacakan,
berhala-berhala kecil itu sangat berkuasa di negara kita,
jutaan jumlahnya,
bersembunyi di dalam kantong baju dan celana,
dibungkus dalam kertas berwarni dan berwarna,
diiklankan dengan indah dan cerdasnya,

Tidak perlu wudhu atau tayammum menyucikan diri,
tidak perlu ruku’ dan sujud untuk taqarrub pada tuhan-tuhan ini,
karena orang akan khusyuk dan fana
dalam nikmat lewat upacara menyalakan api
dan sesajen asap tuhan-tuhan ini,

Rabbana,
beri kami kekuatan menghadapi berhala-berhala ini.

===========================================================

Copy Paste dari Blog http://ryosaeba.wordpress.com

Karena sesuatu harus kita Pilih dan Tanggung sendiri pilihanmu,

jangan mengorbankan orang lain.

Menutip dari Tempelan di sebuah rumah sakit umum daerah :

“Matikan Rokok Anda Sebelum Rokok Mematikan Anda”

-Thanks-



[+/-] Selengkapnya...

Sabtu, 20 Juni 2009

Rahasia di Balik Hijaunya Ingus
Thursday, 18 June 2009 09:54
Pengetahuan baru tentang zat hijau ingus terkuak. Ilmuwan mengkajinya untuk mengobati jantung.

Oleh: Syaefudin*

Hidayatullah.Com– Bentuknya basah, licin, dan sedikit lengket. Cairan tersebut diproduksi oleh selaput mukosa, yaitu lapisan sel pelindung rongga dan saluran tubuh yang terhubung langsung dengan dunia luar. Beberapa bagian tubuh yang dilapisi selaput ini di antaranya bibir, telinga, lubang hidung, mulut, saluran pencernaan, alat kelamin, dan dubur.

Lendir hidung yang sering dianggap mengganggu ini terbuat dari protein. Di samping itu, ada pula karbohidrat, garam, dan jaringan sel sebagai bahan penyusun. Kandungan garam menjadikan si kental terasa asin.

Penanda sakit jantung

Sebuah penelitian terbaru tentang gangguan span id="fullpost">jantung ternyata terpaut erat dengan salah satu enzim penyusun ingus di hidung. Hasil kajian tersebut mengungkap pengetahuan baru yang berkaitan dengan enzim pada lendir hidung.

Adalah para peneliti dari Universitas Sydney, Pusat Radikal Bebas di Institut Penelitian Jantung (HRI), dan Universitas Teknologi Queensland yang telah menemukan keterkaitan itu. Berdasarkan hasil penelitian, ada sebuah unsur yang dapat menghentikan laju bertambah parahnya penyakit jantung. Penghentian ini terjadi melalui pencegahan kerusakan yang diakibatkan oleh enzim yang dikandung ingus.

“Mungkin terdengar menjijikan, namun bahan kental yang sama yang membuat ingus berwarna hijau terdapat melimpah di pembuluh darah kita selama menderita sakit jantung”, papar Prof. Michael Davies dari Fakultas Kedokteran dan Institut Penelitian Jantung. Bahan kental yang dimaksud adalah enzim myeloperoksidase (MPO).

Agar berfungsi dengan baik, enzim MPO memerlukan besi sebagai ‘molekul penolong’. Lazimnya, molekul penolong ini disebut ko-enzim. Kehadiran logam besi tersebut memberikan warna hijau pada si basah lengket itu. Yang mengejutkan, warna hijau pada saus hijau khas Jepang, wasabi, juga disebabkan oleh ko-enzim yang sama.

MPO memproduksi bahan kimia pembunuh kuman berupa asam hipoklorit. Bahan tersebut biasanya digunakan sebagai penjernih air kolam renang. Dalam jumlah berlebih, asam ini dapat menimbulkan berbagai penyakit berbahaya, seperti penyempitan pembuluh darah arteri, asma, rematik, dan kanker.

“Meskipun asam hipoklorit merupakan bagian yang sangat penting bagi sistem pertahanan tubuh dalam melawan bakteri, ia juga sangat reaktif dan dapat merusak jaringan sel jika diproduksi di tempat yang salah, waktu yang salah, atau dalam jumlah berlebih”, Prof. Davies memperingatkan.

Apakah yang memicu keluarnya enzim MPO saat terkena sakit jantung? Berdasarkan penelitian terhadap 83 orang pasien, para dokter dari Providence Hospital, Michigan, Amerika Serikat, menyimpulkan bahwa keluarnya enzim MPO dapat disebabkan oleh perasaan tertekan (stres). Penyakit jantung dapat pula diakibatkan dan diperparah oleh sikap marah dan permusuhan, sebagaimana dimuat Hidayatullah.Com sebelumnya (baca: ilmuwan kurangi marah agar lebih sehat).

Menyelamatkan hidup orang

Penemuan tersebut membawa harapan baru bagi pengobatan penyakit jantung. Salah satu upaya yang tengah dikembangkan ilmuwan berdasar hasil penelitian ini adalah dengan mengatur produksi asam hipoklorit oleh enzim MPO.

Pengaturan tersebut dengan mengembangkan bahan antioksidan lain, semisal nitroksida. Berdasarkan pengujian para peneliti, nitroksida merupakan zat yang ampuh sekali untuk mencegah produksi asam hipoklorit oleh enzim MPO.

“Penemuan obat-obatan yang mampu melemahkan zat kental nan hijau [enzim MPO] dalam pembuluh darah merupakan sebuah langkah maju yang sangat penting. Kami pikir, nitroksida memiliki kemampuan besar untuk memperbaiki dan menyelamatkan hidup banyak [orang]!”, tegas Prof. Davies.

Diciptakan sebaik-baiknya

Begitulah, meski dimiliki setiap manusia, tak jarang orang melupakan ingus. Kebanyakan mereka acuh, bahkan tak sedikit yang malah mencela. Hanya sebagian kecil saja yang mau menyisihkan waktu, memaknai hikmah di balik ingus sebagai salah satu tanda keagungan Sang Pencipta.

Letaknya yang sulit terjangkau mata, menambah lengah manusia untuk memikirkan arti dan manfaat penciptaannya. Seakan, benda jijik lagi kurang menarik itu tak berguna. Padahal, sekali-kali tidaklah Allah menciptakan sesuatu di dunia ini dengan sia-sia.

Sebaliknya, segala sesuatu, tak terkecuali lendir yang ada di dalam hidung manusia, Allah ciptakan dengan sebaik-baiknya. Ini sebagaimana disebutkan Allah dalam Al Qur’an: “Yang demikian itu ialah Tuhan Yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang, Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah.” (QS. As Sajdah 32: 6-7) (sfdn/medindia/ns/nm/hidayatullah.com)

ilustrasi: http://media.nih.gov, National Institut of Health


*Penulis adalah Asisten Dosen Metabolisme, Departemen Biokimia, FMIPA-Institut Pertanian Bogor.







Referensi:

1) No Author (2009). Enzyme In Nasal Mucus Could Be Key To Stop Progression of Heart Disease. Medindia.net, May 21, 2009. (http://www.medindia.net/news/Enzyme-in-Nasal-Mucus-Could-be-Key-to-Stop-Progression-of-Heart-Disease-51662-1.htm, terkunjungi pada 5 Juni 2009)

2) Becky Poole (2008). Why Does The Nose Make Mucus & Why Is Snot Green? Thenakedscientists.com, June 2008. (http://www.thenakedscientists.com/HTML/articles/article/science-of-snot, terkunjungi pada 5 Juni 2009)

3) No Author (2005). Study Finds Potential Link To Help Find Blocked Heart Arteries. News-medical.net, March 8, 2005. (http://www.news-medical.net/news/2005/03/08/8287.aspx, terkunjungi pada 13 Juni 2009)



[+/-] Selengkapnya...

Jumat, 05 Juni 2009

3. Pada hari Kiamat, kebangkitan manusia bermula dari tulang sulbi.

Mu’jizat As-Sunnah: Coccyx (tulang Sulbi / Tungging)


Coccyx (tulang sulbi) adalah tulang terbawah dari vertebral column (tulang punggung). Disebutkan dalam banyak hadits bahwa tulang ini adalah asal mula manusia, bahwa dari tulang inilah mereka akan dibangkitkan pada hari Kiamat, dan bahwa tulang ini tidak hancur di dalam tanah.

Hadits-Hadits Nabi Saw:

1. Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasul saw bersabda, ‘Semua bagian tubuh anak Adam akan dimakan tanah kecuali tulang sulbi yang darinya ia mulai diciptakan dan darinya dia akan dibangkitkan.’ (HR Bukhari, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad in Musnad-nya, dan Malik in kitab al-Muwaththa’).

2. Diriwayatkan Abu Hurairah bahwa Rasul saw bersabda, ’Ada satu tulang pada anak Adam yang tidak dimakan tanah.’ Mereka bertanya, ‘Apa itu, ya Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Tulang sulbi.’ (HR Bukhari, Nasa’i, Abu Daud, Ibnu Majah, Ahmad dalam kitabnya al-Musnad, and Malik dalam kitabnya al-Muwaththa’).

Jadi, hadits-hadits tersebut jelas dan memuat fakta-fakta sebagai berikut:
1. Manusia diciptakan mulai dari tulang sulbi.
2. Tulang sulbi tidak hancur.
3. Pada hari Kiamat, kebangkitan manusia bermula dari tulang sulbi.

Tahap-Tahap Pembentukan Janin

Ketika sperma membuahi ovum, maka pembentukan janin dimulai. Ovum yang telah terbuahi atau disebut zigot itu terbelah menjadi dua sel, dan masing-masing sel itu membelah menjadi dua sel lagi. Pembelahan dan perkembangan sel itu berlangsung hingga terbentuknya embryonic disk (lempengan embrio) yang memiliki dua lapisan.

Tulang Punggung dan Tulang Sulbi:

• External Epiblast yang terdiri dari cytotrophoblasts yang menyuplai makanan embrio pada dinding uterus, dan menyalurkan nutrisi dari darah dan cairan kelenjar pada dinding uterus.

• Internal Hypoblast: Dimulai sejak janin terbentuk dengan ijin Allah. Pada hari ke-15, lapisan sederhana muncul pada bagian belakang embrio dengan bagian belakang yang tirus, dan disebut primitive node (gumpalan sederhana).

Sisi unsur primitif yang muncul itu diketahui sebagai bagian belakang dari embrio. Dari unsur primitif dan gumpalan sederhana ini seluruh jaringan dan organ janin terbentuk sebagai berikut:

• Ectoderm, membentuk kulit dan sistem syaraf pusat.

• Mesoderm, membentuk otok halus sistim digestive (pencernaan), otot skeletal (kerangka), sistem sirkulasi, jantung, tulang pada bagian kelamin, dan sistem urine (selain kandung kemih), jaringan subcutaneous, the sistem limpa, limpa, dan kulit luar.

• Endoderm membentuk lapisan pada sistim digestive, sistem pernafasan, organ-organ yang berhubungan dengan sistim digestive (seperti liver and pankreas), kandung kemih, kelenjar thyroid (gondok), dan saluran pendengaran.

Jadi, lapisan dan gumpalan sederhana itu merupakan tulang sulbi yang dijelaskan Nabi saw kepada kita. Cacat pada janin merupakan bukti bahwa tulang sulbi itu mengandung sel-sel induk bagi seluruh jaringan manusia.

Kesimpulannya, tulang sulbi itu merupakan gumpalan sederhana, dan ia bisa berkembang dengan menghasilkan tiga lapisan yang membentuk janin: ectoderm, mesoderm and endoderm. Ia juga membentuk seluruh organ tubuh..

Tulang Sulbi tidak Bisa Hancur:

Berbagai riset menemukan bahwa pembentukan dan pengorganisasian sel-sel janin itu ditopang sepenuhnya oleh lapisan dan gumpalan sederhana, dan sebelum pembentukannya tidak ada diferensiasi sel-sel. Salah seorang peneliti terkemuka yang membuktikan hal ini adalah ilmuwan Jerman yang bernama Hans Spemann.

Setelah melakukan eksperimen-eksperimen terhadap lapisan dan gumpalan sederhana yang mengatur penciptaan janin, dan karena itu ia menyebutnya ‘primary organizer’, maka ia memotong bagian ini dari satu janin dan mengimplantasinya (cangkok) pada janin lain pada tahapan permulaan embrio (minggu ketiga dan keempat). Upaya ini membawa kepada pembentukan janin skunder pada guest body (organ tamu) segera sesudah pencampuran dan pembentukan yang ditopang oleh sel-sel tamu pada implantasi itu.

Ilmuwan Jerman tersebut memulai eksperimennya pada ampibi dengan melakukan implantasi primary organiser pada janin kedua, yang mengakibatkan perkembangan embrio skunder.

Pada tahun 1931, ketika Spemann memotong ‘primary organiser’ dan mengimplantasinya, maka potongan itu tidak memengaruhi eksperiman lagi, sementara embrio skunder itu tetap berkembang.
Pada tahun 1933, Spemann dan ilmuwan lain mengadakan eksperimen yang sama, tetapi kali ini primary organiser itu dipanaskan. Embrio sekunder itu tetap berkembang meskipun primary organiser itu dipanaskan, dan itu menunjukkan bawha sel-sel tersebut tidak terpengaruh. Pada tahun 1935, Spemann dianugerahi Nobel atas penemuannya tentang Primary Organiser tersebut.

Dr Othman Al Djilani dan Syaikh Abdul Majid melakukan beberapa eksperimen terhadap tulang sulbi pada bulan Ramadhan 1423 di Rumah Sheikh Abdul Majid Azzandani, di Sanaa, Yaman.

Keduanya memanggang tulang punggung berikut tulang sulbi dengan gas selama sepuluh menit hingga benar-benar terbakar (tulang-tulang berubah merah lalu hitam). Kemudian keduanya meletakkan potongan-potongan yang telah gosong itu pada kotak steril, dan membawanya ke laboratorim analisa terkenal di Sanaa (Al Olaki Laboratory). Dr al Olaki, the professor bidang histologi dan pathologi di Sanaa University, menganalisa potongan-potongan tersebut dan menemukan bahwa sel-sel pada jaringan tulang coccyx tidak terpengaruh, dan ia dapat bertahan terhadap pembakaran (hanya otot, jaringan lemak, dan sel-sel sumsum tulang saja yang terbakar, sementara sel-sel tulang tidak terpengaruh).

[+/-] Selengkapnya...

about me hatibening Template by : kendhin x-template.blogspot.com